Liputan-NTT.Com - Kupang,- Mengenang Alm. Frans Lebu Raya Gubernur Nusa Tenggara Timur, ratusan Orang Muda Katolik (OMK) menghadiri Misa bersama. OMK hadir atas undangan Lusia Adinda Lebu Raya, Istri mantan Gubernur NTT dua periode tersebut.
Perayaan Misa berlangsung pada Jumat, (25/10/2024) dipimpin Romo Ardi Dimu, dengan tema, Mengenang Tokoh Katolik Frans Lebu Raya, dengan sub tema Inspirasi Misi Kerasulan Awam Katolik Dari Kisah Frans Lebu Raya, Dalam Membangun Gereja, Masyarakat dan Bangsa. Perayaan itu sangat hikmat diiringi Koor yang merdu dari OMK Paroki St. Yoseph Naikoten. OMK dari berbagai Paroki tersebut terlihat begitu antusias dan mengikuti misa dengan khidmat hingga selesai.
Dalam khotbahnya Romo Ardi mengatakan, tokoh sekelas Almarhum Frans Lebu Raya telah memberikan dirinya buat gereja dan umat selama mengabdikan diri sebagai Gubernur Nusa Tenggara Timur. Begitu banyak hal baik telah ia buat sebagai rasul awam gereja untuk membantu misi pelayanan gereja.
"Almarhum telah meninggalkan begitu banyak karya di Nusa Tenggara Timur khususnya buat gereja. Pak Frans adalah sosok yang selalu sederhana, baik dari penampilan maupun tutur katanya. Namun soal semangat pengabdian, sungguh luar biasa. Kita harus menjadikannya sebagai tokoh inspiratif buat anak-anak muda dalam mengemban misi kerasulan awam gereja," tutur Romo Ardi.
Selepas perayaan Misa, dalam sambutannya, Romo Ardi kembali menegaskan, Gereja Katolik tidak boleh lupa dengan semua jasa beliau yang begitu besar. Termasuk orang hebat yang selalu mendampinginya, Lusia Adinda Lebu Raya.
"Saya tahu dengan baik siapa Ibu Lusia. Dengan segala kemampuannya, ia telah menjaga, mendampingi serta mengerjakan hal-hal besar membantu suaminya Almarhum Frans Lebu Raya selama berkarier sebagai pemimpin di Bumi Flobamorata. Biasanya dibalik kesuksesan seorang pria, ada seorang wanita hebat dibelakangnya. Oleh karena itu, mari kita doakan dan mendukung beliau dalam perjuangan menjadi Wakil Walikota Kupang berpasangan dengan Jefri Riwu Kore," tegas Romo Ardi.
Selain Romo Ardi, Mantan Ketua OMK Keuskupan Agung Kupang, Markus Wangge mengungkapkan pengalaman pribadinya bersama Alm. Frans Lebu Raya. Markus mengatakan, saat dirinya menjadi Ketua OMK Keuskupan, dirinya banyak dibantu oleh Alm. Frans. Terlebih saat membawa 1.300 OMK Kota Kupang dalam Pekan OMK di Kabupaten Alor. Dengan kondisi keuangan yang sangat terbatas, dirinya bersama Romo Yustinus menghadap Alm. Frans Lebu Raya dan seketika mereka dibantu uang yang nilainya sangat memadai untuk membawa ribuan OMK ke Alor. Jasa beliau ini terus dikenang sepanjang hayatnya.
"Beberapa hari sebelum berangkat ke Alor untuk mengikuti Pekan OMK, kami menghadap ke Almarhum untuk meminta bantuan, sebab kondisi keuangan yang kami miliki tidak sanggup membawa ribuan orang tersebut. Bersyukur setelah mengutarakan kondisi kami tersebut, beliau tidak membuat pertimbangan yang sulit. Almarhum langsung mengeluarkan kebijakan dan membantu kami. Ini hal yang luar biasa dan kami tahu beliau sangat mendukung kegiatan orang muda," ujar Wangge.
Selain Markus, Lusia Adinda Lebu Raya juga mengungkapkan beberapa cerita tentang kisah hidupnya dari awal sebelum mengenal Almarhum Frans Lebu Raya, hingga menikah dan menjadi Gubernur NTT.
Menurut Lusia, dirinya sejak kecil telah dilatih oleh ayahnya yang juga Guru Agama dan komponis lagu-lagu gereja di Denpasar, Bali. Dia diajarkan berdoa setiap waktu. Bahkan pada usia dibangku SMP, ia sudah mengikuti Legio Maria. Cita-citanya waktu itu ingin menjadi seorang suster untuk melayani gereja, umat dan Yesus Kristus yang ia imani. Selepas menamatkan study di SMA, Lusia akhirnya ke Kota Malang untuk mengambil studi Katekis. Semenjak itu, Lusia rajin mengajar sebagai guru Agama untuk anak-anak.
Selain sebagai pengajar, Lusia juga bernyanyi di berbagai hajatan keagamaan terutama di rumah-rumah umat yang merayakan pesta tertentu. Lusia juga adalah aktivis mahasiswa di PMKRI. Ia juga turut berjuang untuk menurunkan rezim Soeharto dengan ikut turun ke jalan menggelar demonstrasi bersama rekan-rekannya. Dalam situasi pergerakan itu, Lusia mengaku berkenalan dengan Frans Lebu Raya yang juga adalah Aktivis GMNI. Keseringan diskusi politik sekalipun melalui telepon, mereka akhirnya menjadi jodoh dan menikah pada tahun 1999.
Lika liku kehidupan selanjutnya bersama Almarhum Lebu Raya juga diungkap Lusia dengan sangat lugas. Ia bercerita tentang segala dinamika perjuangan bersama Almarhum dan kesetiaan mereka terhadap gereja.
"Bapa itu melakukan banyak hal untuk kepentingan gereja dan masyarakat. Sebagai istri, saya tahu apa yang pernah Bapa lakukan. Itu bentuk kesetiaan kami terhadap gereja dan rakyat. Saya sengaja menceritakan hal ini sebagai inspirasi dan motivasi bagi orang-orang muda agar bisa menjadi rasul awam gereja yang setia mengabdi buat gereja," ungkap Lusia.
Di akhir perjumpaan malam itu, sesi foto bersama dan ramah tamah. Suasana keakraban sangat terasa bahkan di sela-sela kemeriahan itu ada yang meneriakan yel-yel politik Gasss...Gasss... untuk mendukung Lusia Adinda sebagai Wakil Walikota Kupang yang sedang berjuang di Kota Kupang. (*).